Lebih Dalam Mengenal Tuhan

Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung.

Yosua 1:8

Hari-hari ini, virus omicron membuat hidup serasa berlalu begitu cepat. Tapi ada yang tidak kalah menakutkan, yaitu virus “spirit instan”. Virus ini merajalela dan terlihat dari sikap orang yang ingin serba cepat, baik di kalangan orang rohani sekalipun.

Ingin serba cepat itu tidak baik. Instan itu sangat berlawanan dengan kekristenan. Allah yang kita layani tidak pernah terburu-buru dalam melakukan apapun. Di balik proses kedewasaan dan pertumbuhan rohani, anak Tuhan harus menghargai proses dan kesabaran. Abraham menunggu kehadiran seorang anak selama 30 tahun. Musa berputar-putar di padang gurun selama 40 tahun. Semua tokoh Alkitab bersabar dalam proses kedewasaan rohani.

Semua hal instan di dunia menular juga pada proses kedewasaan. Setiap orang yang ingin dipakai Tuhan pasti mengalami proses yang tidak instan. Cara kita bersabar dan menunggu akan menentukan seberapa dalam kita mengenal Tuhan. Jika orang itu mengenal betul siapa Tuhan, itu bukan hanya sekedar kata-kata, tapi akan terlihat dari sikapnya yang mengasihi Tuhan. Segala hal yang baik dari Tuhan kita akan terpancar dalam kehidupan orang itu juga, bahkan tak ada yang negatif.

Kemapanan dan kenyamanan menghambat kita mengenal Tuhan. Hal-hal yang mudah kita peroleh akan membuat kita meremehkan hubungan dengan Tuhan. Tapi pergumulan dan kesulitan akan lebih dalam lagi kita mengenal Dia. Bila Yesus ada di atas segala hal, itu berarti kita semakin mengenal Tuhan.

Mengenal Allah dengan benar dimulai dari hal yang sederhana, yaitu 4M: Membaca, Merenungkan, Membagikan, dan Menyaksikan. Membaca dan merenungkan Firman Allah yaitu Alkitab akan sangat menentukan keberhasilan. Renungkanlah apa dan siapa peran Tuhan dalam hidup kita. Yang namanya keberhasilan dan kemakmuran bukan hanya soal uang, karena setiap orang diberi kapasitas berbeda. Bila kita mengenal siapa Tuhan, kita tidak akan pernah “curiga” dengan maksud Tuhan dan bertahan dalam kehidupan. Seberapa sering kita merenungkan Firman Tuhan? Kita perlu itu, memikirkan, merenungkan, bergumam, memperkatakan terus Firman Tuhan. Merenungkan Firman Tuhan berulang-ulang akan membuat kita berhasil dan beruntung.

Mari kita bangun kembali dengan baik pengenalan kita akan Tuhan. Bila kita banyak mempertanyakan cara Tuhan, mungkin kita telah mengabaikan hal paling mendasar yaitu kita kurang dalam mengenal Tuhan.

Leave a Reply