Pernah mendengar lirik lagu “Betapa kumencintai, segala yang telah terjadi” ? Lagu ini diciptakan dari kisah nyata seorang wanita yang sembuh dari “gila” dan hidupnya “dipasung” bertahun-tahun lamanya. Pencipta lagu ini adalah seorang anak Tuhan. Kisah di dalam lagu itu adalah milik teman sekolahnya. Temannya itu diperkosa oleh ayahnya sendiri dan menjadi gila, sehingga harus dipasung di rumahnya.
Ia suka datang dan mendoakan anak itu sambil sesekali menulis lirik lagu. Waktu pun berlalu. Diapun pindah kota dan mulai sibuk dengan kegiatannya sendiri. Suatu hari anak perempuan itu menelepon dia. Tentu saja kaget, seingat dia anak itu kan gila. Dalam kondisi dipasung lagi. Kok bisa nelpon?
Akhirnya anak perempuan itu cerita, suatu hari entah karena karat atau bagaimana rantainya lepas. Satu hal yang langsung dia ingat, dia mau bunuh ayahnya. Tetapi saat dia bangun, ia melihat Tuhan Yesus dengan jubah putihnya, berkata, “Kamu harus memaafkan ayah kamu.” Tetapi anak itu tidak bisa dan dia terus menangis, memukul, dan berteriak. Sampai akhirnya Tuhan memeluk dia dan berkata, “Aku mengasihimu.” Butuh waktu lama dan proses tapi akhirnya anak itupun memaafkan ayahnya, mereka sekeluarga menangis dan boleh kembali hidup normal. Dari situlah lagu Sentuh Hatiku ditulis.
Sebuah lagu jika dinyanyikan karena kisah nyata, seolah-olah lagu itu ada jiwanya, bukan? Sampai saat ini, ketika menyanyikan lagu ini, seperti Tuhan berbicara Aku Mengasihimu.
Untuk mencintai penderitaan gak segampang ketika kita menyanyikan lagu ini. Tentang penderitaan yang sedang kita alami, untuk menerimanya saja sebagai bagian dari proses pertumbuhan iman agak sulit diterima, banyak hal berkecamuk dipikiran kita, entah kita layak menerima ini dan itu, apalagi mencintai penderitan itu sendiri. Wah, sangat sulit. Alkitab mengajarkan kita harus bisa mencintai proses itu sendiri agar kitab isa melihat karya Tuhan yang lebih besar. Apakah bisa? Betapa kita dilukai orang, bahkan yang dilukai orang-orang yang kita anggap dekat dengan kita, atau kita mulai merasa beban kita begitu berat, seperinya gak ada jalan keluarnya. Bisa mencintai hal-hal itu?
Nabi Habakuk mengatakan dalam Habakuk 1:2 “Berapa lama lagi, TUHAN, aku berteriak, tetapi tidak Kaudengar, aku berseru kepada-Mu: “Penindasan!” tetapi tidak Kautolong? Nabi Habakuk menunjukkan di tengah-tengah zaman kesengsaraan bangsanya: bertanya kepada Tuhan, sampai kapan penindasan ini berakhir, apakah tidak ada lagi pertolongan dari Tuhan terhadap penderitaannya dan bangsanya. dari ucapan nabi Habakuk dapat kita ketahui bahwa penderitaan yang dia dan bangsanya alamai bukan dalam waktu yang sebentar dan bukan penindasan yang keci. Semua terasa berat. Namun pada pasal 3:17-19 dikatakannya :
“Sekalipun pohon ara tidak berbunga pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku. ALLAH Tuhanku itu kekuatanku: Ia membuat kakiku seperti kaki rusa, Ia membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku.
Ditengah penderitaannya nabi Habakuk tetap percaya kepada kemahakuasaan Tuhan, nabi Habakuk tetap percaya bahwa Tuhan itu tetap tidak akan meninggalkan umatNya sebab dikatakan pada pasal 3:13, “Engkau berjalan maju untuk menyelamatkan umat-Mu”.
Dari Daud, pada waktu ia pura-pura tidak waras pikirannya di depan Abimelekh, sehingga ia diusir, lalu pergi. Aku hendak memuji TUHAN pada segala waktu; puji-pujian kepada-Nya tetap di dalam mulutku. Karena TUHAN jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita. Muliakanlah TUHAN bersama-sama dengan aku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya! Aku telah mencari TUHAN, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan aku dari segala kegentaranku.
Mazmur 34:1-5
Ketika Daud mengalami jalan buntu, Daud berpura-pura tidak waras pikirannya di hadapan Raja Abimelekh yang berkuasa. Pura-pura menjadi gila saat itu berhasil membuatnya terbebas dari Raja Abimelekh.Meskipun mengalami pergumulan hidup, Daud tidak marah kepada Tuhan. Di tengah kesulitan, ia tetap memuji Tuhan dan memahsyurkan nama-Nya. Ia juga berterima kasih pada Tuhan karena telah memberikan pertolongan. Melepaskannya dari segala kegentarannya, ketakutannya, kekuatirannya.
Daud juga menegaskan bahwa orang-orang yang mencari Tuhan tidak akan kekurangan. Kesesakan yang dialami orang percaya pun tidak akan bertahan lama karena Tuhan akan memberikan pertolongan dan kelegaan dari kesesakan tersebut.
Ketika kita membaca bagian-bagian Alkitab ini, munkin saat itu kita sedang tidak mengalami penderitaan, penindasan, ketakutan atau sebagainya., namun kisah-kisah ini diberitakan kepada kita agar kita tetap mengandalkan Tuha dan berpegang kepada Tuhan apapun situasi yang sedang kita alami. Apakah Daud ditolong oleh Tuhan. Betul. Apahak nabi Habakuk dan bangsanya akhirnya dilepaskan dari penindasan betul. Oleh sebab itu mari terus mengandalkan Tuhan. Kita penderitaan itu datang menghampiri kita, mari kita bersyukur dan berdoa kepada Tuhan, sebab di hadirat Tuhan ada kelegaan.
Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan.”
Matius 11:28-30
Tuhan akan memberi kelegaan dan damai sejahtera kepada kita, sehingga Ketika kita telah melewati semua beban hidup ini, iman kita akan bertumbuh dan kita dapat menjadi kesaksian bagi orang lain, bahwa Tuhan itu sangat baik Dia mampu dan mau melepaskan kita dari penindasan, kesesakan penderitaan bahkan ketakutan hidup ini. Cintai proses hidupmu, Tuhan besertamu, Dia Tuhan yang hidup melihat segala sesuatu bahkan isi hati kita. Percaya saja padaNya dan andalkan Dia dalam segala hal dalam hidupmu, suatu saat nanti kita akan menyanyikan pujian ini ucapan syukur kepada Tuhan. Amin.
-FS
Sentuh Hatiku
Betapa kumencintai segala yang t’lah terjadi
Tak pernah sendiri jalani hidup ini, selalu menyertai
Betapa kumenyadari di dalam hidupku ini
Kau s’lalu memberi rancangan terbaik oleh karena kasih
Reff:
Bapa, sentuh hatiku, ubah hidupku menjadi yang baru
Bagai emas yang murni Kau membentuk bejana hatiku
Bapa ajarku mengerti sebuah kasih yang selalu memberi
Bagai air mengalir yang tiada pernah berhenti